From 1000 goto 2000


Category Archive

The following is a list of all entries from the Makanan dan Minuman category.

Benarkah Minuman Energi Selalu Berenergi?

Secara biokimia, bahan pangan yang berfungsi sebagai penghasil energi berasal dari karbohidrat dan lipid, sedangkan protein pada dasarnya tidak dipakai sebagai sumber bahan bakar, kecuali jika asupannya berlebih. Komposisi bahan pangan untuk memasok bahan bakar yang baik terdiri dari karbohidrat 50%, lipid 30%, dan protein 20%.

Produksi energi di dalam tubuh setiap orang sangat bervariasi. Hal itu tergantung pada tingkat penggunaannya, komposisi bahan bakar dalam diet, serta waktu sejak makan yang terakhir. Molekul bahan bakar akan didegradasi (reaksi katabolisme) menjadi karbondioksida dan air dengan melepaskan energi dalam bentuk ATP (adenosin trifosfat) dan senyawa pereduksi NADH (nikotinamid adenin dinukleotida).

Untuk memproduksi energi, tidak hanya diperlukan pasokan bahan bakar, tetapi juga sistem hormon (yang berfungsi sebagai pengendali reaksi) dan sistem enzim (yang bertindak sebagai pelaksana reaksi). Misalnya hormon insulin dan glukagon untuk mengatur kadar gula darah. Selain itu, vitamin (koenzim) dan ion logam (kofaktor) dalam jumlah sedikit diperlukan untuk membantu kerja enzim dalam katabolisme. Vitamin-vitamin tersebut antara lain, yaitu tiamin (B1), riboflavin (B2), niasin (B3), dan asam pantotenat (B5).

Kandungan taurin dan kafein dalam minuman energi yang ada di pasaran ternyata lebih mendominasi dibandingkan kandungan molekul bahan bakarnya. Dilihat dari struktur, senyawa taurin dan kafein bukan merupakan molekul sumber energi. Berdasarkan fungsinya dalam metabolisme, kedua bahan kimia itu lebih cocok bertindak sebagai stimulan daripada sebagai sumber energi.

Taurin mengandung gugus amino, tapi tidak memiliki gugus karboksil yang diperlukan untuk membentuk ikatan peptida. Itu sebabnya, molekul tersebut tidak berfungsi sebagai pembangun struktur protein. Taurin merupakan senyawa tidak esensial bagi nutrien manusia karena secara internal dapat disintesis dari asam amino metionin atau sistein dan piridoksin (vitamin B6). Pada kondisi tertentu, seperti pada saat perkembangan, taurin memang diperlukan. Itu sebabnya, taurin banyak ditemukan dalam susu murni, telur, daging, dan ikan.

Dalam metabolisme manusia, taurin memiliki dua peran, yaitu sebagai penghambat neurotransmiter dan sebagai bagian dari pengemulsi asam empedu. Konjugasi taurin dengan asam empedu memberikan efek signifikan untuk melarutkan kolesterol dan meningkatkan ekskresinya. Secara medis, taurin dipakai untuk menangani kasus gagal jantung, cystic fibrosis, diabetes, epilepsi, dan beberapa kondisi lain.

Sementara itu, kafein merupakan senyawa alkaloid pahit yang ditemukan dalam teh dan kopi. Efek farmakologi kafein adalah sebagai perangsang sistem saraf pusat, jantung, dan pernafasan. Efek lainnya yaitu mengendurkan otot halus, merangsang otot jantung, dan merangsang diuresis (aliran urin berlebih). Kafein diabsorbsi dengan sempurna dalam sistem pencernaan selama 30-60 menit. Maksimum efek yang terjadi di otak akan muncul dalam dua jam. Dengan demikian, kafein tidak berefek segera. Tidak seperti stimulan sistem saraf lainnya, kafein sangat cepat dihapus dari otak.

Kombinasi taurin dan kafein dalam minuman energi akan merangsang sistem saraf pusat untuk memicu reaksi katabolisme (reaksi untuk menghasilkan energi) di otot. Mekanismenya melalui pengaktifan kerja saraf yang menghasilkan percepatan denyut jantung untuk memompa darah dan oksigen, sembari menstimulasi peningkatan kadar gula darah.

Melihat kerja taurin dan kafein, tampak bahwa keduanya berfungsi sebagai perangsang (stimulan) pembentukan energi. Oleh sebab itu, istilah minuman energi tampaknya tidak cocok digunakan, mungkin akan lebih tepat jika namanya adalah minuman perangsang produksi energi.

sumber:

1. info-sehat.com

2. http://www.resep.web.id/kesehatan/benarkah-minuman-energi-selalu-berenergi.htm